Dalam kesempatan ini, Universitas Andalas mengandeng Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui mahasiswa. Kegiatan tersebut dirangkum dalam kuliah umum bersama Kepala BMKG Pusat, Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng.
Kuliah umum yang bertemakan Dampak Perubahan Iklim dan Tantangan Implementasi Kesepakatan Paris 2015-Perspektif Indonesia 2045 ini dilaksanakan usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Universitas Andalas dengan BMKG Pusat dan Penandatangan Perjanjian Kerja sama Antara Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) dengan Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang Senin (21/03) di Ruang Pertemuan lantai 5 Pustaka Pusat Kampus Unand Limau Manis Padang.
Wakil Rektor IV Bidang Kerja sama Universitas Andalas, Dr. Ir. Endry Martius, MS.c mengatakan kerja sama ini meliputi pemanfaatan sarana prasarana, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam rangka mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam kerja sama ini tentu banyak hal yang akan dilakukan antara Unand dengan BMKG untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang mengancam masyarakat.
Senada dengan itu, Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng mengatakan pengetahuan tentang perubahan iklim sangat penting karena dengan mengetahui perubahan iklim masyarakat lebih siap menghadapi apapun yang terjadi. Perubahan iklim merupakan ancaman karena mempengaruhi semua aspek kehidupan dibumi dan akan merusak keseimbangan kehidupan. Disamping itu, dampak dari perubahan iklim akan memberikan pengaruh terhadap berbagai sektor diantaranya perubahan iklim terhadap sektor pertanian dan lingkungan.
Selain itu, Dr. Andi Eka Sakya menjelaskan kerja sama antara Unand dan BMKG ini sangat bermanfaat, karena dengan kerja sama ini Unand akan sangat membantu BMKG untuk melakukan penelitian-penelitian yang bisa digunakan dalam membantu pemerintah untuk menghadapi perubahan iklim. Sehingga apa yang ditakuti oleh masyarakat seperti kekurangan energi akan dapat teratasi melalui hasil penelitian tersebut.
Lebih lanjut, Dr. Eka menyampaikan terdapat korelasi positif antara kenaikan konsentrasi karbon (gas rumah kaca) dengan kenaikan suhu permukaan global. Sementara kenaikan suhu global yang telah, sedang dan akan terjadi akan menganggu sistem keseimbangan iklim secara global, karena dampaknya pada naiknya suhu permukaan laut, pencairan es, kenaikan tinggi muka laut, daya simpan panas lautan, dan interaksi atmosfer dan lautan. Sistem kesetimbangan ini sering disebut perubahan iklim.
Beberapa dampak dari perubahan iklim yang akan sangat meresahkan masyarakat diantaranya kerusakan lahan, kegagalan panen, peningkatan bencana hidro-meteorologis hingga potensi resiko yang sangat tinggi yang tak disangka-sangka oleh manusia.
Untuk itu, dengan adanya kesepakatan Paris 2015 salah satunya akan mendorong langkah-langkah adaptasi yang mencakup perlunya peningkatan efektifitas sistem peringatan dini dan perlunya proses edukasi publik sejak ini.
Humas dan Protokol Unand