Jorong Tuah Sakato memiliki topografi dengan kontur perbukitan. Masyarakat di jorong ini, bahkan di sebagian besar Nagari Sawah Tangah, mendapatkan suplai air bersih dari mata air yang berada di salah satu lembah di Jorong Tuah Sakato. Air bersih dialirkan ke rumah-rumah masyarakat melalui mesin pompa air yang dikoordinir pengoperasiannya oleh Nagari. Namun, biaya yang dikeluarkan untuk ini tiap tahunnya cukup besar.
“Tiap tahun biaya operasional mesin pompa air ini mencapai puluhan juta rupiah” kata Dedi, Wali Nagari Sawah Tangah. Dedi menambahkan bahwa mereka sudah lama memimpikan adanya PLTMH di Nagari Sawah Tangah, namun baru dapat terwujud sekarang melalui kegiatan pengabdian dosen Jurusan Fisika UNAND ini.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur, apa yang sudah lama kami mimpikan, insya Allah akan terwujud dan hari ini sudah dimulai pemasangan pipanya” ujar Dedi.
Pembangunan PLTMH digawangi oleh Dr. techn. Marzuki selaku ketua PKM, dengan anggota Ahmad Fauzi Pohan, M.Sc, dan Trengginas Eka Putra Sutantyo, M.Si. Pembangunannya juga melibatkan Dr. Ir. Asep Neris Bachtiar, M.Si, M.Eng dari Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang. Tim juga melibatkan beberapa mahasiswa Jurusan Fisika UNAND.
Kegiatan pembangunan PLTMH di Jorong Tuah Sakato menggunakan air buangan dari sumber mata air, tidak dari air bersih yang dimanfaatkan masyarakat.
“Sumber air di sini cukup besar dan buangannya juga cukup besar, dan PLTMH ini tidak akan mengganggu debit air yang ada, sebab kita hanya memanfaatkan air buangan saja” kata Marzuki.
Lokasi medan yang cukup sulit, dan berbatu, membuat pemasangan pipa menghabiskan waktu sekitar dua hari. Tambah lagi, lokasi mata air tidak dapat dijangkau oleh truk. Akibatnya, pipa PLTMH yang beratnya mencapai ratusan kilo gram per batang diangkat secara gotong royong oleh warga.
“Alhamdulillah, pekerjaan berat ini sudah selesai berkat kerjasama Wali Nagari, Jorong, dan masyarakat” jelas Marzuki.
Setelah peletakan pipa, maka akan dilakukan pengerjaan fisik seperti kolam penampungan, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dipercayakan kepada Wali Nagari untuk mengkoordinir, melalui partisipasi masyarakat.
“Pembangunan ini diperkirakan akan rampung pada bulan Oktober dan untuk tahap awal ini baru dilakukan pemasangan pipa. Setelah pekerjaan fisik selesai maka kita akan pasangkan turbin dan generator” ujar Marzuki.
Dia juga menjelaskan kegiatan PKM berlangsung sekitar delapan bulan, mulai dari survei lapangan, pembuatan PLTMH, pemasangan dan pengujian. Di akhir dia berharap do’a masyarakat, semoga PLTMH yang dibangun bisa berfungsi maksimal dan dapat mengurangi beban masyarakat sebagaimana yang diamanahkan melalui kegiatan PKM yaitu untuk membentuk/mengembangkan sekelompok masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan sosial. (Mz)