FGD menghadirkan Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN Agam, BMKG Padang Panjang, Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Sumatera Barat dan Physical Society of Indonesia (PSI) Sumatera Barat. FGD ini merupakan tahapan evaluasi kurikulum yang harus dilakukan dalam rangka “need assessment” dari pengguna lulusan sehingga diperoleh “gap” antara kebutuhan dan realita kurikulum yang ada saat ini. Kurikulum yang sedang disusun adalah kurikulum Outcome-based education (OBE). “Sistem pembelajaran tradisional hanya fokus terhadap Input dan Proses (Teacher-Centered), sedangkan OBE selain menekankan pentingnya input dan proses juga fokus terhadap pengukuran Luaran (outcome), dan Student-Centered” kata Dr. techn. Marzuki mengakhiri pengantar FGD.
Syafrijon, MT yang merupakan Kepala Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN Agam menjadi narasumber pertama yang diberikan kesempatan menyampaikan masukannya. LAPAN menyarakan adanya peningkatan kemampuan mahasiswa dalam menulis, multimedia dan instrumentasi yang sifatnya praktis. “Mahasiswa yang tugas akhir, PKL ataupun bekerja di LAPAN terkadang mengalami kesulitan dalam menulis yang baik”, kata Syafrijon. LAPAN menyarankan adanya mata kuliah multimedia, peningkatan jumlah praktikum untuk kelompok bidang instrumentasi. Selain itu, Bahasa pemrograman juga menjadi perhatian LAPAN dimana C, C++, Matlab dan Phyton banyak mereka gunakan.
BMKG Padang Panjang yang diwakili oleh Ma’muri MT (bagian pengelolaan data) mengatakan bahwa sebagian besar kebutuhan teknis dari BMKG telah terpenuhi dari lulusan sekolah tinggi BMKG. Namun, untuk Litbang dan dosen di sekolah tinggi BMKG, mereka tetap merekruit lulusan umum. Selain itu, rekruitmen umum juga dilakukan jika ada penerimaan besar-besaran, hal inilah yang menjadi jalan masuk beberapa alumni Fisika UNAND yang bekerja di BMKG saat ini. “BMKG banyak bekerja dalam hal-hal teknis sehingga yang dibutuhkan adalah kemampuan-kemampuan teknis”, demikian paparannya. Tidak berbeda dengan LAPAN, Bahasa Phyton juga banyak digunakan di BMKG.
Diskusi tentang visi, misi, dan kurikulum Jurusan Fisika semakin menarik ketika Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSP UNAND, Dr. dr. Arina Widya Murni, Sp.PD-KPsi , menyampikan ulasannya tentang kebutuhan bidang Fisika Medis. Arina mengawali penjelasannya tentang perkembangan Rumah Sakit Pendidikan UNAND, peluang kerjasama antara rumah sakit dengan Jurusan Fisika. Secara umum ada tiga masukan: (1) Pendalaman materi mata kuliah medis yang telah ada, (2) Penambahan beberapa mata kuliah, (3) Memperbanyak praktikum. Arina juga menegaskan bahwa semua lulusan Fisika bidang KBK Fisika Medis harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) agar bisa diterima bekerja di rumah sakit. “Saat ini hanya satu orang alumni Fisika UNAND (Fiqi) yang bekerja dengan kita, karena sebagian besar lulusan UNAND tidak memiliki STR”, katanya. Kendala yang dihadapi alumni untuk mendapatkan STR adalah biaya Diklat yang cukup mahal. Hal ini dijelaskan oleh Fiqi yang ikut mendampingi Dr. Arina.
Dua asosiasi yang hadir dalam kegiatan FGD ini menegaskan bahwa kurikulum Fisika saat ini sudah cukup baik. Dr. Badrul Mustafa mewakili HAGI mengatakan bahwa adanya rencana Jurusan Fisika untuk mewajibkan mata kuliah Fisika Bencana di Prodi S1 adalah hal yang sangat baik mengingat daerah Sumatera Barat yang rawan terhadap bencana terutama gempa bumi. Badrul menyarankan Manajemen Bencana menjadi mata kuliah baru di Prodi S2 sebagai pengganti mata kuliah Fisika Bencana. Ardian Putra, M.Si yang mewakili PSI menyampikan masukan dari Ketua PSI yaitu tentang peningkatan kemampuan instrumentasi lulusan KBK Fisika Instrumentasi. Hal ini selaras dengan kebutuhan LAPAN dan BMKG.
Kegiatan FGD ini diakhiri dengan sesi photo bersama dan penyerahan cendramata kepada para pembicara. Masukan yang sudah didapatkan akan memperkuat kurikulum mengacu Outcome Based Education (OBE) yang akan diterapkan Jurusan Fisika mulai Semester Ganjil 2019/2020. Pada pernyataan penutupnya, Dr. techn Marzuki mengatakan bahwa draf revisi kurikulum yang telah disusun akan diperlihatkan kembali kepada para pengguna untuk memastikan bahwa kurikulum tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan stakeholder. [Mz]
Photo: Penyerahan plakat kepada Kepala LAPAN Agam, Syafrijon, MT. | Photo: Penyerahan plakat kepada Ma’muri MT (BMKG Padang Panjang). |
Photo: Penyerahan plakat kepada Dr. dr. Arina Widya Murni, Sp.PD-KPsi (Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSP UNAND). | Photo: Penyerahan plakat kepada Dr. Badrul Mustafa (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Sumatera Barat) |
Photo: Penyerahan plakat kepada Ardian Putra, M.Si (Physical Society of Indonesia (PSI) Sumatera Barat) |