Menyonsong Revolusi Industri 4.0, Fisika Unand Gelar Workshop Kurikulum Berbasis OBE

09 September 2018

(Padang-Fisika Unand) Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Andalas (Unand) mengadakan workshop peninjauan kurikulum yang bertempat di kampus Limau manis, Sabtu (8/9/2018). Kegiatan ini dihadiri oleh dosen di Jurusan Fisika dengan narasumber Dr. Novitrian dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kegiatan ini adalah rangkaian kegiatan Jurusan Fisika dalam menyiapkan revisi kurikulum yang berkualitas dengan berbasis Outcome Based Education (OBE). Untuk tahap awal ini jurusan mendatangkan pakar dalam bidang keilmuan untuk memberikan masukan terhadap kurikulum yang telah ada dan berbagi pengetahuan serta pengalaman dalam penerapan kurikulum berbasis OBE. Untuk workshop berikutnya, Jurusan akan mengundang mahasiswa, alumni dan pengguna serta stakeholder lainnya. Dengan jalan ini, diharapkan revisi kurikulum yang dilakukan betul-betul melahirkan lulusan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Dalam paparan awalnya, Dr. Novitrian menjelaskan tentang struktur kurikulum Fisika ITB serta filosofis yang terkandung di dalamnya. Alasan penempatan setiap mata kuliah pada setiap semesternya diuraikan dengan gamblang. Setelah itu, Dr. Novitrian mengomentari tentang sktruktur kurikulum Fisika Unand dari sudut keberlanjutan dan hubungan semua mata kuliah. Penggabungan beberapa mata kuliah seperti Elektronika I dan II, Elektromagnet I dan II, Termodinamika dan Fisika Statistik, juga mejadi catatan beliau. Hal lain yang membedakan kurikulum Fisika ITB dan Unand adalah tentang jumlah mata kuliah wajib dimana Fisika ITB jumlah mata kuliahnya lebih ramping. Di ITB, sebagian mata kuliah wajib menjadi pilihan program studi.  Pelaksanaan praktikum Fisika Dasar di Fisika Unand juga dikomentari oleh beliau.

Pada sesi ke-2, Dr. Novitrian  menjelaskan tentang pelaksanaan OBE di ITB. Prodi S1 Fisika ITB telah melaksanaan OBE sejak beberapa tahun yang lalu dalam rangka akreditasi ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics). Dari paparannya, meliau menegaskan bahwa segala PLO yang ada harus bisa diukur. Dengan demikian, ketika suatu mata kuliah yang pencapaian PLO kurang baik, maka harus melakukan perbaikan baik dari segi metode kuliah dan metode evaluasi. Andaikan perbaikan-perbaikan telah dilakukan, tetapi PLO masih belum tercapai juga maka ada kemungkinan PLO yang ditetapkan terlalu tinggi. “Dalam penyusunan kurikulum yang berbasis OBE, maka harus dirumuskan terlebih dahulu profil lulusan (dari tracer study), dilanjutkan dengan penyusuan PEO, SO, PLO dan penentuan mata kuliah yang mendukung tercapainya PLO”, tegas Dr. Novitrian. Terkait Revolusi Industri 4.0, Dr. Novitrian menyarankan peningkatan jumlah mata kuliah komputasi dan digitalisasi.

Dalam sesi terakhir, dilakukan sharing dan berbagi pengalaman antara dosen Fisika Unand dan Dr. Novitrian. “Di ITB, mahasiswa yang bermasalah secara akademik juga ada, ketika TBP bagus tetapi setelah tahun 3, IPK-nya hancur”, katanya. Untuk memperbaiki hal ini, ITB melaksanakan berbagai usaha salasatunya “klinik pendidikan” bagi mahasiswa yang “berkebutuhan khusus” tersebut. Klinik ini bersifat ad-hoc, di luar tutorial mata kuliah. Selain itu, Dr. Novitrian menegaskan pentingnya mahasiswa memiliki catatan yang baik sebab ada hubungan yang kuat antara mahasiswa dengan catatan yang baik dengan nilai. “Membaca bahan kuliah via HP atau notebook kurang efektif sebab kemampuan mata memandang HP atau notebook terbatas”, kata Dr. Novitrian menutup penjelasannya.

Semoga workshop ini memberikan input yang berharga bagi tim revsisi kurikulum Jurusan Fisika Unand dalam meramu kurikulum berbasis OBE mendukung revoslusi industri 4.0.

Read 1119 times

Info Penting

Certificate of Webinar "Trik Sukses Menjelajahi Eropa dengan Beasiswa" Click Here
Toggle Bar