Kiprah Mahasiswa

Kiprah Mahasiswa (1)

Sabtu, 15 April 2017 05:48

Kiprah Mahasiswa

Written by

Kiprah Mahasiswa

  • Rudi Hidayat-Peserta Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) Tahun 2016-"Tuntutlah Ilmu Hingga ke Negeri China" Open or Close

    Tuntutlah Ilmu Hingga ke Negeri China

    Oleh Rudi Hidayat (Peserta Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) Tahun 2016)

     

    Mahasiswa merupakan status sosial yang dipandang sebagai kaum intelektual berpendidikan tinggi yang berkesempatan menempuh pendidikan tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang mungkin hanya mencapai bangku sekolah saja. Menjadi mahasiswa mempunyai kebebasan bagi diri kita untuk mengembangkan diri didalam dunia perkuliahan maupun diluar perkuliahan sesuai dengan passion yang kita tekuni.

    Saya adalah Rudi Hidayat akrab dipanggil Rudi, berusia 22 tahun dan seorang Mahasiswa di Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Andalas. Salah satu kegiatan yang telah saya laksanakan tahun lalu yaitu mengikuti Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) dan mendapatkan kesempatan menjadi Duta Muda Indonesia melalui Youth Exchange Program.

    Pertukaran Pemuda Antar negara (PPAN) merupakan program tahunan hasil kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dengan negara-negara sahabat yang telah dilaksanakan sejak tahun 1973 sebagai salah salah satu program Pemerintah bertujuan mengembangkan generasi muda Indonesia, memperluas pengetahuan dan wawasan serta mempersiapkan dalam menghadapi tantangan global di masa mendatang. Program ini dilaksanakan Pemerintah melalui Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga dengan mengirimkan Duta Muda terbaik Indonesia di berbagai program pertukaran. Pertukaran Pemuda Indonesia – Tiongkok (PPIT) merupakan bentuk hubungan bilateral pemerintah Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok. PPIT juga dikenal dengan sebutan Indonesia - China Youth Exchange Program (IChYEP).

    Menjadi perwakilan Provinsi Jambi merupakan suatu kebanggaan yang tidak terkira dan pernah terbayangkan dalam hidup saya. Bertemu dengan 33 Duta Muda Indonesia dari seluruh tanah air dan dipersatukan dalam kontingen Indonesia merupakan suatu pencapaian yang sangat berharga dalam hidup saya pada tahun 2016. Membawa nama Indonesia tidak hanya menjadi beban tapi menjadi rasa tanggung jawab yang besar atas nama tugas negara yang harus kami laksanakan demi menjaga nama baik Indonesia. Kesempatan menjadi Duta Muda Indonesia utusan Provinsi Jambi bukanlah sesuatu yang mudah untuk saya wujudkan Maret 2016 merupakan saksi saat saya harus berjuang bersama 80 peserta lain merebutkan satu posisi untuk mewakili Provinsi Jambi hingga keberuntungan berpihak kepada saya untuk menjadi utusan Provinsi Jambi pada PPAN tahun 2016.

     Pelaksanaan program ini terbagi atas tiga bagian yaitu dimulai dengan Pre Departure Training di Jakarta pada tanggal 18 - 20 September 2016 yang dilaksanakan oleh Kemenpora Republik Indonesia meliputi kegiatan pembekalan materi berjudul Pemahaman Hubungan Diplomatik Tiongkok dan Indonesia, Kebijakan Kemenpora Tentang Kepemudaan, Becoming Youth Ambassador, Sharing Section bersama alumnae PPIT 2015, Grooming Class dan Mandarin Class. Kegiatan PDT hari terakhir ditutup dengan jamuan makan malam dan pelepasan delegasi Indonesia ke Tiongkok secara resmi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Imam Nahrawi.

    Bagian kedua dari program ini disebut Country Program di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada tanggal 21 - 30 September 2016. Country Program dibagi kedalam 3 provinsi yang pertama Ibu Kota RRT yaitu Beijing pada tanggal 21 - 24 September 2016. Selama di Beijing kegiatan yang dilaksanakan yaitu ke Taman Wirausahawan Muda Tiongkok, National Museum of China, Museum Perhubungan Tiongkok, Kuliah Umum bertopik Gagasan Strategi “Dari Satu Sabuk Satu Jalur Sampai Poros Maritim Dunia” dan “ Peluang dan Tantangan Dalam Komunikasi dan Kerjasama Tiongkok – Indonesia, Dengan Mempertimbangkan Strategi Poros Maritim Dunia Indonesia” dilanjutkan dengan Welcoming Dinner.

    Pada hari kedua di Beijing berkunjung ke Great Wall Juyongguan selanjutnya ke China Youth Center for International Exchange mempelajari kebudayaan Tiongkok seperti membuat kaligrafi bahasa Mandarin, belajar melukis secara tradisional dan membuat makanan khas Tiongkok yaitu Dumping. Kegiatan ini merupakan penutup rangkaian kegiatan di Beijing, Good Bye !

    Provinsi kedua yaitu Ningxia pada tanggal 24 - 29 September 2016 merupakan waktu terlama di provinsi ini. Provinsi Ningxia terletak di bagian barat Tiongkok, provinsi ini dikenal dengan salah satu provinsi muslim terbanyak di RRT, Ningxia memiliki luas 664,000 kilometer persegi dan memiliki jumlah penduduk 6.3 juta orang. Jumlah suku Hui yang mayoritasnya memeluk Agama Islam sebesar 2.2 juta orang atau 36 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Ningxia. Sektor yang diandalkan dari provinsi ini adalah sektor Peternakan berupa sapi dan kambing yang memiliki kualitas yang baik dan energi berupa batu bara.

    Kegiatan yang dilakukan di Provinsi Ningxia seperti berkunjung ke Museum Kuno Ningxia, Percontohan Wirausaha Kaum Muda di Taman Pertanian Xiongying, Taman Wirausaha E-Commerce Ningxia - Zhejiang, Kuliah Umum “Sabuk Ekonomi Jalur Sutera”, berkunjung ke Ningxia University National Science Park, Taman Industri Produk Halal Tiongkok, Museum Islam China, Desa Baru Muslim Imigran Etnis Hui Tiongkok, Museum Kedokteran Etnis Hui, Balai Kemasyarakatan yang menyediakan layanan satu pintu, PT. Iptek Digital Sheng Tian Cai Ningxia, yaitu perusahaan digital animasi. Pada malam terakhir diadakan gala dinner dan penampilan kebudayaan Indonesia kepada tamu undangan.

    Provinsi ketiga yaitu Shanghai tanggal 29 - 30 September 2016 merupakan provinsi terakhir country program sesampai di Bandara International Pudong Shanghai kami langsung menuju Menara TV & Radio Mutiara Oriental dan Museum Perkembangan Sejarah Kota Shanghai (Oriental Pearl Tower). Menara ini berada di Pudong Park di Lujiazui, Shanghai. Waktu singkat di Shanghai dimanfaatkan sebaiknya untuk menikmati suasana gemerlap kota Shanghai dimalam hari bentuk perpaduan arsitektur bangunan Eropa dan budaya Asia Timur yang membuat rindu untuk kembali.

    Bagian ketiga dari program ini yaitu Re-Entry Program yang dilaksanakan pada tanggal 1 - 2 Oktober 2016 di Jakarta. Kegiatan yang dilakukan berupa diskusi dan penyampaian laporan kegiatan selama country program, evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pembahasan Post Program Activity (PPA) sebagai kewajiban dari setiap alumni program yang merupakan utusan dari provinsi. Pada hari yang sama dilaksanakan penuitupan PPIT tahun 2016 sebagai akhir dari seluruh rangkaian kegiatan. Pada tanggal 2 Oktober seluruh delegasi kembali kedaerah masing - masing dan PPIT 2016 selesai dilaksanakan, tugas negara telah dilaksanakan !

    Demikianlah cerita pengalaman saya selama mengikuti PPAN 2016 sebagai perwakilan Provinsi Jambi. Saya mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT, Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Jambi dan seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu - persatu yang telah berperan dalam kelancaran saya mengikuti program ini. Semoga cerita saya selama mengikuti PPAN 2016 dapat memotivasi teman - teman lain untuk terus mengembangkan potensi diri dan berkarya untuk Indonesia Jaya !

  • Fitria Khairunnisa - Peserta Student Exchange ke Jepang Tahun 2015-"Belajarlah hingga kamu tidak mampu lagi untuk belajar" Open or Close

    Belajarlah hingga kamu tidak mampu lagi untuk belajar

    Oleh Fitria Khairunnisa (Peserta Program Student Exchange ke Jepang Tahun 2015)

     

    Saya adalah Fitria Khairunnisa atau biasanya dipanggil Ichan, mahasiswa Fisika Unand angkatan 2013. Pada tahun 2015, saya berkesempatan ikut dalam program beasiswa pertukaran mahasiswa yang diadakan oleh Universitas Andalas.

    Beasiswa student exchange atau pertukaran mahasiswa merupakan suatu program beasiswa yang diterapkan di Universitas Andalas sejak tahun akademik 2014/2015. Program tersebut memberikan peluang bagi mahasiswa Unand yang telah menduduki minimal semester III untuk belajar ke perguruan tinggi di luar negeri yang bekerja sama dengan Universitas Andalas.

    Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti program ini yaitu indeks IPK minimal 3, skor TOEFL minimal 450, membuat motivation letter, dan LOA dari universitas yang akan kita datangi.  Dari beberapa mahasiswa Unand yang mendaftar di gelombang pertama saya merupakan salah satu yang lulus dari 62 mahasiswa. Saya sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk mengikuti program ini, terlebih Universitas yang saya tuju adalah Universitas yang saya idam-idamkan sejak SMA yaitu Universitas Kyoto yang terletak di Prefektur Kyoto, Jepang. Tentu saja saya sangat berterima kasih pada Universitas Andalas, Jurusan serta para dosen yang membimbing saya pada semua proses hingga saya bisa sampai ke negeri sakura.

    Program ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu bulan. Waktu itu saya dan 4 mahasiswa Fisika yang pergi ke Kyoto berangkat pada tanggal 17 Agustus dan kembali lagi di Indonesia pada tanggal 17 September. Mahasiswa yang mengikuti program ini mendapatkan beasiswa Rp 20.000.000,- bagi peserta yang exchange ke negara non-ASEAN dan Rp 10.000.000,- untuk negara ASEAN.

    Jepang ialah salah satu negara dengan kemajuan teknologi yang pesat serta kemajuan sains yang sangat mempengaruhi negara-negara lainnya. Kedisiplinan serta keuletan kerja yang dimiliki masyarakat Jepang merupakan contoh sikap yang dapat ditiru oleh bangsa Indonesia terutama Mahasiswa. Saya memilih Universitas Kyoto atau biasanya disebut Kyodai (Kyoto Daigaku) sebagai tempat tujuan karena saat itu Kyodai merupakan terbaik kedua di Jepang, selain itu Prefektur Kyoto memiliki distrik-distrik yang masih menyimpan seni-seni, kuil-kuil bersejarah di Jepang. Prefektur Kyoto ini bagaikan Jogja-nya Indonesia. Universitas Kyoto telah menerima beberapa hadiah nobel di bidang fisika teori, kimia dan biologi molekuler. Universitas Kyoto memiliki tiga kampus yaitu kampus Yoshida yang terletak dipusat Kyoto, kampus Uji dan kampus Katsura. Saya pada saat itu belajar di Kampus Uji yang merupakan pusat riset energi dan ilmu alam. Tempat tinggal yang saya diami adalah Obaku International House yang merupakan tempat tinggal bagi para mahasiswa Internasional.

     

    Kegiatan pertama di Jepang adalah pengenalan tempat tinggal yaitu Obaku International House. Selanjutnya, mengikuti rangkaian kegiatan di Shigaraki MU Observatory di Shigaraki selama tiga hari (18 Agustus 2015 – 20 Agustus 2015).  Shigaraki MU Observatory didirikan pada tahun 1972 dan pada tahun 1976 Shigaraki MU Observatory mengumumkan proposal MU Radar pertamanya. Shigaraki MU Observatory sudah mengoperasikan MU Radar yang mempunyai prestasi terbaik didunia dan salah satu atmospheric radar terbesar di Asia yang mempunyai antenna yang sangat besar berdiameter 103 m. Saya dan rekan-rekan mengikuti observasi tentang Peluncuran Radiosonde dan mendapatkan beberapa materi yang berkaitan dengan atmosfer disini, diantaranya adalah GPS/GNSS Meteorology, Lidar Remote Sensing for the enviromental monitoring, The atmosphere : oxidizing medium in global biogeochemical cycles, Ground Weather Observations, dan Atmospheric Radar (Wind Profiler Radar) Observations. Tujuan observasi disini adalah agar kami mengerti prinsip pengukuran tentang bermacam-macam teknik observasi atmosfer dan mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi di atmosfer. Tempat observasi ini sangat bagus, karena mempunyai peralatan yang sangat lengkap.

      

    Saat mengikuti kegiatan di Shigaraki MU Radar Observatory saya dan teman-teman menyempatkan diri untuk melihat-lihat tempat pembuatan keramik dan tembikar di Shigaraki. Shigaraki merupakan distrik yang terletak di Prefektur Shiga yang terkenal dengan ikon Tanuki (rakun yang merupakan salah satu hewan mitos di Jepang).

     

    Seusai kegiatan di  Shigaraki, kami kembali ke Obaku.  Kegiatan selama di Obaku adalah berkuliah di Research Institute Sustainable Humanosphere (RISH) di kampus Uji, Kyoto. Supervisor utama selama kegiatan adalah Prof. Hiroyuki Hasiguchi. Selama perkuliahan, kami diperkenalkan dengan IUGONET yang merupakan database untuk Upper Atmosphere. Dalam rentang empat minggu, ada sekitar lima kali perkuliahan, lalu diakhir perkuliahan saya diminta mempresentasikan penggunaan data IUGONET untuk mengamati anomali angin. Selain itu, kami juga disambut hangat oleh para sensei dan mahasiswa disana dengan masak dan makan bersama.

     

    Demikianlah seputar kegiatan akademik selama di Jepang. Kegiatan lain yang dilakukan selama di jepang tentu saja adalah wisata, baik itu wisata kota maupun wisata kuliner. Kota – kota, stasiun, dan jalanan di Jepang sudah tidak dipungkiri lagi kualitas indah, bersih dan teraturnya. Banyak hal yang saya pelajari di sana selain konteks akademik. Jalan-jalan yang bersih bebas polusi, lalu lintas yang teratur, transportasi yang bebas ‘polusi suara’ dan penduduknya yang ramah dan humble.

    Suatu waktu saat saya dan teman-teman pusing mencari bus menuju Tokyo, kami pun meminta tolong pada seorang bapak yang berada di jalan saat itu. Beliau membantu kami tidak setengah-setengah, beliau bahkan rela berjalan jauh bersama kami hingga kami benar-benar mendapatkan bus menuju Tokyo. Pada waktu lain, rok saya tersangkut di roda sepeda, teman-teman membantu untuk membebaskan rok saya yang tersangkut, alhasil rok saya sobek sana-sini. Ada dua orang ibu-ibu yang mendekati saya dan berbicara dengan bahasa Jepang, tentu saja saya tidak mengerti, lalu ibu salah satu ibu itu masuk ke rumahnya dan keluar dengan membawa beberapa peniti, dan saya paham ibu itu memberikan peniti-peniti untuk rok saya yang sobek. Inilah, salah satu gambaran betapa ramah-tamahnya orang Jepang, dan nilainya adalah jika kita membantu orang meski orang asing sekalipun, tolonglah sepenuhnya, tidak setengah-setengah. Hal lain yang saya pelajari adalah ketika berada di transportasi umum baik itu bus maupun kereta, orang-orang Jepang tidak ingin mengganggu kenyamanan penumpang lain dengan membuat suara-suara bising ataupun ngobrol keras-keras dengan teman, mereka hanya diam ditempat duduknya sambil melihat gadget, mendengar musik ataupun membaca buku.

                                 

    Jika pergi ke Prefektur Kyoto  jangan lupa untuk main-main ke Kyoto, Arashiyama, Uji, Nagoya, dan daerah lainnya di Kyoto karena Kyoto ini terkenal dengan kekentalan bangunan-bangunan tradisionalnya. Pada zaman dahulu Kyoto merupakan pusat kegiatan negara Jepang, dari Kyoto kita juga bisa pergi ke Tokyo menggunakan bus biasa dalam 7 jam perjalanan ataupun jika ingin lebih cepat bisa menggunakan shinkansen.

     

    Wisata kuliner di Jepang bisa terbilang susah, karena Jepang bukan negara mayoritas Muslim seperti Indonesia. Jadi jika ingin membeli bahan makanan ataupun mengunjungi restoran harus pandai memilihnya, bisa dengan mengetahui kanji babi, alkohol dan bahan haram lainnya ataupun mencari di website seperti Halal Media Japan, Halal In Japan, dan sebagainya. Biasanya petugas swalayan di Jepang bersedia jika kita menanyakan suatu produk yang ingin kita beli itu halal atau tidak. Salah satu kedai ramen halal yang terkenal di Kyoto adalah Kedai Ayam-YA yang letaknya tidak jauh dari stasiun Kyoto. Jika pergi ke Tokyo, disekitar Mesjid Camii terdapat banyak kedai makanan halal. Salah satunya adalah kedai makan halal khas India yang sangat cocok dengan lidah orang Indonesia.

     

    Kegiatan terakhir di Jepang adalah perpisahan. Saya sangat berterima kasih pada para profesor terutama Prof. Hiroyuki Hashiguchi, kepada Yosaku-san selaku petugas International House, orang-orang Indonesia yang sangat ramah tamah dan bersedia membantu kami saat di Jepang, dan teman-teman di kampus. Jika berada di negeri orang harus pandai mencari teman Indonesia disana agar kesulitan kita berkurang.

     

    Pengalaman selama satu bulan di Jepang sangat mengesankan dan berharga bagi saya. Karena dulunya itu hanyalah impian seorang anak remaja yang hobinya masih ‘nyoret-nyoret’ kertas. Saya yakin dengan semangat, keyakinan, doa dan kerja keras apapun yang ingin kita capai bisa terjadi. Belajar itu harus, bahkan saat melihat semut berjalan pun kita belajar. Belajar itu sampai kita tidak mampu lagi untuk belajar, sebelum waktu itu tiba kita manfaatkanlah dengan belajar dan mengekplorasi. Selagi kita muda jangan buang waktu dengan hal yang tidak berguna yang akan membuat sesal di hari tua. Jangan takut ataupun merasa rendah diri jika ada kesempatan bagus di depan mata. Hidup Mahasiswa!!!

    Terakhir saya megucapkan syukur kepada Allah SWT, terima kasih kepada Universitas Andalas, Fakultas MIPA, Jurusan Fisika, Pak Marzuki, Bu Migo dan semua yang telah membantu saya dalam proses pencapaian cita-cita saya.

     

     

     

Info Penting

Certificate of Webinar "Trik Sukses Menjelajahi Eropa dengan Beasiswa" Click Here
Toggle Bar